Tahu
merupakan salah satu makanan sehat karena kandungan proteinnya yang tinggi dan
mutunya setara dengan mutu protein hewani. Tahu juga mengandung zat gizi yang
penting lainnya, seperti lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup
tinggi. Harganya pun murah sehingga relative lebih terjangkau.
Namun,
kadar air yang tinggi dalam tahu membuatnya mudah rusak karena mudah ditumbuhi
mikroba. Oleh karena itu, tahu yang banyak beredar di pasaran adalah tahu yang
telah ‘diperkaya’ dengan pengawet dan pewarna. Pengawet dan pewarna yang
digunakan kebanyakan merupakan bahan berbahaya bagi kesehatan dan penggunaannya
sudah dilarang oleh departeman kesehatan. Hanya karena tidak mau merugi dan
ingin meraup keuntungan sebanyak mungkin, para pengusaha tidak peduli pada
akibat dari penggunaan pengawet dan pewarna berbahaya yang sebenarnya bukan
untuk makanan.
Tahu
yang tidak diawetkan hanya tahan disimpan selama dua hari bila direndam dalam
air sumur atau air keran yang bersih. Berikut ini adalah bebreapa cara
pengawetan tahu yang biasa dilakukan:
1. Tahu
direbus selama 30 menit kemudian direndam dalam air yang telah dimasak. Daya simpannya
bisa menjadi 4 hari.
2. Tahu
direbus, kemudian dibungkus plastic dan disimpan dilemari es, memiliki daya
tahan hingga 8 hari.
3. Tahu
diawetkan dengan natrium benzoate 1.000 ppm selama 24 jam dapat mempertahankan
kesegerannya selama 3 hari pada suhu kamar.
4. Tahu
yang direndam dalam vitamin C 0.05% selama 4 jam, dapat mempertahankan tahu
selama 2 hari pada suhu kamar.
5. Tahu
direndam dalam larutan asam sitrat 0.05% selama 8 jam, akan segar selama 2 hari
pada suhu kamar.
Sementara
tahu yang mengandung formalin dapat ditandai dengan hal berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar